Kamis, 26 September 2013

BAB I

BAB I
PENDAHULUAN
1.1.  Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu sasaran dari program pembangunan di Indonesia yang harus di tempuh oleh semua lapisan masyarakat, karena pendidikan merupakan tolak ukur maju mundurnya sebuah bangsa. Mendapatkan pendidikan merupakan hak semua orang tanpa terkecuali sebagaimana yang termuat dalam Undang-Undang Dasar 1945 pasal  28 C ayat 1 yang menyatakan bahwa:
setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya dan kesejahteraan umat manusia .(http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU20-2003-Sisdiknas.pdf)
Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional mengatakan:  Pendidikan adalah usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian, kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat, bangsa dan negara. (http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU20-2003-Sisdiknas.pdf)
Dari uraian-uraian tersebut menunjukkan bahwa negara menginginkan semua masyarakat di Indonesia mempunyai kompetensi yang dapat menunjang untuk kemajuan Negara, salah satunya bidang pendidikan. Pencapaian kompetensi dalam pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar. Belajar merupakan keseluruhan proses yang berlangsung dalam kehidupan individu. Proses tersebut diarahkan untuk perubahan tingkah laku. Perubahan tingkah laku individu akan sangat bergantung kepada pengalaman dan  latihan  seseorang.  Sebagai  proses,  belajar  itu  sendiri  akan  sangat bergantung kepada eksternal maupun yang sifatnya internal.
Dalam kaitanya dengan belajar sebagai proses, sudah menjadi harapan setiap orang bahwa perubahan tersebut seharusnya berwujud perubahan yang lebih baik, karena perubahan yang lebih baik akan mendorong seseorang untuk menjalankan proses hidupnya dengan lebih baik pula. Pemikiran seperti ini, jika dikaitkan dengan konteks belajar yang dilakukan oleh siswa, maka perubahan tersebut  akan  bermuara  pada  konsep  hasil belajar.  Yang  mana  hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah melakukan aktivitas belajarnya di sekolah. Ukuran dari hasil belajar tersebut dilihat pada perolehan nilai setelah siswa mengerjakan tes .
Dalam KTSP 2006, di Sekolah Dasar terdiri dari berbagai mata pelajaran yang diajarkan, salah satunya adalah mata pelajaran matematika. Matematika merupakan mata pelajaran yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran matematika mempunyai tujuan membekali individu agar dapat berfikir kritis, kreatif, logis dan inovatif dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang berhubungan dengan matematika.
Menurut Kusumah Wijaya & Dwitagama Dedi (G.Polla, 2000:217) “matematika sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya nalar dan melatih diri agar mampu berfikir kritis, logis, kreatif dan sistematis”. Agar dalam pembelajaran matematika siswa dapat memahami apa yang disampaikan, siswa harus diajak aktif dalam kegiatan pembelajaran, selain itu penyampaian materi dikaitkan dengan permasalahan sehari-hari agar nantinya siswa dapat belajar menjadi individu yang kritis, logis dan terbiasa menyelesaikan masalah yang ada khususnya masalah yang berhubugan dengan matematika. Penggunaan model dan media pembelajaran  yang sesuai berperan penting dalam keberhasilan kegiatan pembelajaran matematika yang nantinya akan menjadikan hasil belajar siswa meningkat. Guru harus dapat memilih model dan media yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Model dan media harus menyenangkan dan menarik perhatian siswa, selain itu dapat memberikan memberikan ruang bagi siswa berkreasi dan terlibat secara aktif selama proses pembelajaran. Model dan media pembelajaran yang sesuai dan menarik akan memudahkan siswa memahami materi pelajaran dan tujuan pembelajaran akan tercapai.
Berdasarkan pengamatan dan diskusi dengan guru kelas 5 SDN Tukang 02 Kabupaten Semarang ditemukan beberapa permasalahan dalam pembelajaran matematika yang membuat hasil belajar siswa rendah. Permasalahan yang ditemukan yaitu penyampaian materi pelajaran matematika yang dilakukan guru masih menggunakan metode konvesional (ceramah) yang membuat siswa jenuh dan kurang  memahami materi yang diajarkan, selain itu guru tidak menggunakan model dan media pembelajaran yang dapat membantu dan mendukung proses KBM sehingga hasil belajar siswa rendah, dari 20 siswa hanya 12 (60%) siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal (KKM) sekolah yaitu 62 dan 8 siswa (40%) belum mencapai KKM.
Berdasarkan masalah-masalah yang maka dilakukan penelitian menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan media pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran NHT dan media pembelajaran menawarkan pembelajaran yang lebih menarik minat dan antusias siswa dalam mengikuti pelajaran, karena siswa diajak untuk memecahkan dan menemukan jawaban dari masalah matematika yang dihadapi secara berkelompok dengan teman-temanya menggunakan bantuan media berupa alat peraga. Model pembelajaran  NHT dilakukan dengan langkah-langkah pembagian kelompok, diskusi, menyampaikan hasil diskusi, memberikan tanggapan dan membuat kesimpulan .Dalam pembelajaran menggunakan model NHT dan media peran guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan belajar, sehingga interaksi belajar yang terjadi benar-benar interaksi dominan siswa dengan siswa.
Berdasarkan uraian masalah di atas, maka dilakukan Penelitian Tindakan Kelas (classroom action research) yang berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Kelas 5 Menggunakan Model Pembelajaran Numbered Heads Together Dan Media Pembelajaran SDN Tukang 02 Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013”. Pentingnya dilakukan penelitian ini untuk meningkatkan hasil belajar matematika kelas 5 SDN Tukang Kabupaten Semarang yang masih rendah.

1.2.  Permasalahan Penelitian
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan  di kelas 5 SDN Tukang 02 pada pelajaran matematika ditemukan permasalahan pembelajaran, yaitu:
1.2.1  Penyampaian materi pelajaran matematika yang dilakukan guru masih menggunakan metode konvesional (ceramah) yang membuat siswa jenuh sehingga siswa kurang memahami materi yang diajarkan.
1.2.2  Guru tidak menggunakan model dan media pembelajaran yang dapat membantu dan mendukung proses KBM.
1.2.3  Hasil belajar siswa rendah, dari 20 siswa hanya 12 siswa yang mencapai KKM 62.
1.3.  Cara Pemecahan Masalah
Cara pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dan media pembelajaran. Penggunaan model Numbered Heads Together dan media pembelajaran diharapkan dapat menampilkan pembelajaran yang menarik siswa dalam mengikuti pelajaran. Dalam model pembelajaran NHT siswa bekerja dalam sebuah kelompok dan nantinya akan menyampaikan hasil kerja kelompoknya. Dalam model pembelajaran NHT selain siswa belajar bekerja sama dan menyampaikan ide siswa juga dilatih untuk belajar berbicara di depan orang banyak. Penggunaan media berupa alat peraga akan  mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang sedang dipelajari. Penggunaan model pembelajaran NHT dan media pembelajaran harus maksimal agar nantinya hasil belajar siswa juga maksimal.

1.4  Rumusan masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan pertanyaan sebagai titik tolak pembahasan yaitu:
1.4.1     Apakah penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together (NHT) dan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas 5 SDN Tukang 02 Kabupaten Semarang?.
1.4.2     Bagaimana penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together dan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas 5 SDN Tukang 02 Kabupaten Semarang?.

1.5. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
         Penelitian ini mempunyai 2 tujuan yaitu:
1.5.1.1     Untuk mengetahui penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together dan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas 5 SDN Tukang 02.
1.5.2.1     Untuk mendeskripsikan cara penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together dan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas 5 SDN Tukang 02.

1.5.2 Manfaat Penelitian
1.5.2.1     Manfaat Teoritis
Sebagai masukan untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dan media pembelajaran pada subjek yang berbeda.

1.5.2.2  Manfaat Praktis
1.5.2.2.1 Bagi sekolah
Hasil penelitian dapat di gunakan sebagai acuan sekolah untuk meningkatkan kualitas guru saan mengajar mengunakan model pembelajaran NHT dan media pembelajaran.
1.5.2.2.2 Bagi kepala sekolah
Kepala sekolah dapat member masukan kepada guru tentang penggunaan model pembelajaran Numbered Heads Together  dan media pembelajaran dalam kegiatan pembelajaran.
1.5.2.2.3 Bagi guru
Dapat dijadikan masukan untuk guru pada saat mengajar matematika atau mata pelajaran lain menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dan media pembelajaran.
1.5.2.2.4Bagi siswa
Siswa lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar