BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang Masalah
Pendidikan merupakan salah satu sasaran dari program pembangunan di Indonesia
yang harus di tempuh oleh semua lapisan masyarakat, karena pendidikan merupakan
tolak ukur maju mundurnya sebuah bangsa. Mendapatkan pendidikan merupakan hak
semua orang tanpa terkecuali sebagaimana yang termuat dalam Undang-Undang Dasar
1945 pasal 28 C ayat 1 yang menyatakan
bahwa:
setiap orang berhak mengembangkan diri melalui pemenuhan kebutuhan
dasarnya, berhak mendapatkan pendidikan dan memperoleh manfaat dari ilmu
pengetahuan dan teknologi, seni dan budaya demi meningkatkan kualitas hidupnya
dan kesejahteraan umat manusia .(http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU20-2003-Sisdiknas.pdf)
Dalam UU RI Nomor 20 tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan
Nasional mengatakan: Pendidikan adalah
usaha sadar dan terencana untuk mewujudkan suasana belajar dan proses
pembelajaran agar peserta didik secara aktif mengembangkan potensi dirinya
untuk memiliki kekuatan spiritual keagamaan, pengendalian diri, kepribadian,
kecerdasan, akhlak mulia, serta ketrampilan yang diperlukan dirinya, masyarakat,
bangsa dan negara. (http://www.unpad.ac.id/wp-content/uploads/2012/10/UU20-2003-Sisdiknas.pdf)
Dari uraian-uraian tersebut menunjukkan bahwa negara
menginginkan semua masyarakat di Indonesia mempunyai kompetensi yang dapat
menunjang untuk kemajuan Negara, salah satunya bidang pendidikan. Pencapaian
kompetensi dalam pendidikan tidak terlepas dari kegiatan belajar. Belajar
merupakan keseluruhan
proses
yang berlangsung
dalam kehidupan individu. Proses tersebut diarahkan untuk perubahan tingkah laku.
Perubahan tingkah laku individu
akan sangat bergantung kepada pengalaman
dan latihan seseorang. Sebagai
proses, belajar itu sendiri akan sangat bergantung
kepada eksternal maupun yang sifatnya internal.
Dalam kaitanya dengan belajar sebagai
proses, sudah menjadi harapan
setiap orang bahwa perubahan
tersebut seharusnya berwujud perubahan yang lebih
baik, karena perubahan yang lebih baik akan mendorong seseorang untuk menjalankan proses hidupnya dengan lebih baik pula. Pemikiran seperti ini, jika
dikaitkan dengan konteks belajar yang dilakukan oleh siswa, maka perubahan
tersebut akan
bermuara pada konsep
hasil belajar. Yang
mana hasil belajar merupakan hasil yang diperoleh siswa setelah
melakukan
aktivitas belajarnya di sekolah. Ukuran dari hasil belajar tersebut dilihat pada perolehan nilai setelah
siswa mengerjakan tes .
Dalam KTSP
2006, di Sekolah Dasar terdiri dari berbagai mata pelajaran yang diajarkan,
salah satunya adalah mata pelajaran matematika. Matematika merupakan mata
pelajaran yang berhubungan dengan kehidupan sehari-hari. Mata pelajaran
matematika mempunyai tujuan membekali individu agar dapat berfikir kritis,
kreatif, logis dan inovatif dalam menyelesaikan permasalahan sehari-hari yang
berhubungan dengan matematika.
Menurut Kusumah Wijaya & Dwitagama Dedi (G.Polla,
2000:217) “matematika sangat dibutuhkan untuk meningkatkan daya nalar dan
melatih diri agar mampu berfikir kritis, logis, kreatif dan sistematis”. Agar
dalam pembelajaran matematika siswa dapat memahami apa yang disampaikan, siswa
harus diajak aktif dalam kegiatan pembelajaran, selain itu penyampaian materi
dikaitkan dengan permasalahan sehari-hari agar nantinya siswa dapat belajar
menjadi individu yang kritis, logis dan terbiasa menyelesaikan masalah yang ada
khususnya masalah yang berhubugan dengan matematika. Penggunaan model dan media
pembelajaran yang sesuai berperan
penting dalam keberhasilan kegiatan pembelajaran matematika yang nantinya akan
menjadikan hasil belajar siswa meningkat. Guru harus dapat memilih model dan
media yang sesuai dengan materi yang sedang diajarkan. Model dan media harus
menyenangkan dan menarik perhatian siswa, selain itu dapat memberikan
memberikan ruang bagi siswa berkreasi dan terlibat secara aktif selama proses
pembelajaran. Model dan media pembelajaran yang sesuai dan menarik akan
memudahkan siswa memahami materi pelajaran dan tujuan pembelajaran akan tercapai.
Berdasarkan pengamatan dan diskusi dengan guru kelas 5 SDN
Tukang 02 Kabupaten Semarang ditemukan beberapa permasalahan dalam pembelajaran
matematika yang membuat hasil belajar siswa rendah. Permasalahan
yang ditemukan yaitu penyampaian materi pelajaran matematika yang dilakukan
guru masih menggunakan metode konvesional (ceramah) yang membuat siswa jenuh
dan kurang memahami materi yang
diajarkan, selain itu guru tidak menggunakan model dan media pembelajaran yang
dapat membantu dan mendukung proses KBM sehingga hasil belajar siswa rendah,
dari 20 siswa hanya 12 (60%) siswa yang mencapai Kriteria Ketuntasan Minimal
(KKM) sekolah yaitu 62 dan 8 siswa (40%) belum mencapai KKM.
Berdasarkan masalah-masalah yang maka dilakukan penelitian
menggunakan model pembelajaran Numbered
Heads Together (NHT) dan media
pembelajaran. Penggunaan model pembelajaran NHT dan media pembelajaran
menawarkan pembelajaran yang lebih menarik minat dan antusias siswa dalam
mengikuti pelajaran, karena siswa diajak untuk memecahkan dan menemukan jawaban
dari masalah matematika yang dihadapi secara berkelompok dengan teman-temanya
menggunakan bantuan media berupa alat peraga. Model pembelajaran NHT dilakukan dengan langkah-langkah
pembagian kelompok, diskusi, menyampaikan hasil diskusi, memberikan tanggapan
dan membuat kesimpulan .Dalam pembelajaran menggunakan model NHT dan media peran
guru hanya sebagai fasilitator yang mengarahkan siswa untuk mencapai tujuan
belajar, sehingga interaksi belajar yang terjadi benar-benar interaksi dominan
siswa dengan siswa.
Berdasarkan uraian masalah di atas, maka dilakukan Penelitian Tindakan
Kelas (classroom action research)
yang berjudul: “Peningkatan Hasil Belajar Matematika Kelas 5 Menggunakan Model
Pembelajaran Numbered Heads Together
Dan Media Pembelajaran SDN Tukang 02 Kabupaten Semarang Tahun Pelajaran 2012/2013”. Pentingnya dilakukan penelitian ini untuk meningkatkan hasil
belajar matematika kelas 5 SDN Tukang Kabupaten Semarang yang masih rendah.
1.2. Permasalahan Penelitian
Berdasarkan observasi yang telah dilakukan di kelas 5 SDN Tukang 02 pada pelajaran
matematika ditemukan permasalahan pembelajaran, yaitu:
1.2.1 Penyampaian materi pelajaran matematika yang dilakukan guru masih
menggunakan metode konvesional (ceramah) yang membuat siswa jenuh sehingga
siswa kurang memahami materi yang diajarkan.
1.2.2
Guru tidak menggunakan model dan
media pembelajaran yang dapat membantu dan mendukung proses KBM.
1.2.3 Hasil belajar siswa rendah, dari 20 siswa hanya 12 siswa yang mencapai
KKM 62.
1.3.
Cara Pemecahan Masalah
Cara pemecahan masalah dalam penelitian ini adalah
menggunakan model pembelajaran Numbered
Heads Together dan media pembelajaran. Penggunaan model Numbered Heads Together dan media
pembelajaran diharapkan dapat
menampilkan pembelajaran yang menarik siswa dalam mengikuti pelajaran. Dalam
model pembelajaran NHT siswa bekerja dalam sebuah kelompok dan nantinya akan
menyampaikan hasil kerja kelompoknya. Dalam model pembelajaran NHT selain siswa
belajar bekerja sama dan menyampaikan ide siswa juga dilatih untuk belajar
berbicara di depan orang banyak. Penggunaan media berupa alat peraga akan mempermudah pemahaman siswa terhadap materi yang
sedang dipelajari. Penggunaan model pembelajaran NHT dan media pembelajaran
harus maksimal agar nantinya hasil belajar siswa juga maksimal.
1.4 Rumusan
masalah
Berdasarkan latar belakang yang telah diuraikan di atas, maka dirumuskan
pertanyaan sebagai titik tolak pembahasan yaitu:
1.4.1 Apakah penggunaan model
pembelajaran Numbered Heads Together (NHT)
dan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas 5 SDN
Tukang 02 Kabupaten Semarang?.
1.4.2 Bagaimana penggunaan model
pembelajaran Numbered Heads Together dan
media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika kelas 5 SDN
Tukang 02 Kabupaten Semarang?.
1.5. Tujuan Penelitian Dan Manfaat Penelitian
1.5.1 Tujuan Penelitian
Penelitian ini mempunyai 2 tujuan
yaitu:
1.5.1.1 Untuk mengetahui penggunaan
model pembelajaran Numbered Heads
Together dan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar matematika
kelas 5 SDN Tukang 02.
1.5.2.1
Untuk mendeskripsikan
cara penggunaan model pembelajaran Numbered
Heads Together dan media pembelajaran dapat meningkatkan hasil belajar
matematika kelas 5 SDN Tukang 02.
1.5.2 Manfaat Penelitian
1.5.2.1 Manfaat
Teoritis
Sebagai masukan untuk mengembangkan penelitian-penelitian yang
menggunakan model pembelajaran Numbered
Heads Together dan media pembelajaran pada subjek yang berbeda.
1.5.2.2
Manfaat Praktis
1.5.2.2.1
Bagi sekolah
Hasil penelitian dapat di
gunakan sebagai acuan sekolah untuk meningkatkan kualitas guru saan mengajar
mengunakan model pembelajaran NHT dan media pembelajaran.
1.5.2.2.2
Bagi kepala sekolah
Kepala sekolah dapat member masukan kepada guru tentang penggunaan model
pembelajaran Numbered Heads Together dan media pembelajaran dalam kegiatan
pembelajaran.
1.5.2.2.3
Bagi guru
Dapat dijadikan masukan untuk guru pada saat mengajar matematika atau
mata pelajaran lain menggunakan model pembelajaran Numbered Heads Together dan media pembelajaran.
1.5.2.2.4Bagi
siswa
Siswa
lebih aktif dalam mengikuti kegiatan pembelajaran.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar