PROGRAM PENGALAMAN LAPANGAN (PPL) SEMESTER 1
TAHUN AJARAN 2012/2013 DI SEKOLAH DASAR NEGERI
MANGUNSARI 01 SALATIGA
Disusun
Guna Memenuhi Tugas Akhir Mata Kuliah
Program
Pengalaman Lapangan (PPL)
Oleh :
MUHAMAD HARIS CAHYONO
NIM: 292009048
PROGRAM STUDI S1 PENDIDIKAN GURU
SEKOLAH DASAR
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS KRISTEN SATYA WACANA
SALATIGA
2012
KATA PENGANTAR
Puji dan Syukur penulis panjatkan
kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas berkat , rakhmat dan anugerahNya yang begitu
besar kepada penulis, sehingga penulis dapat menyelesaikan Program Pengalaman
Lapangan (PPL) program S-1 Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) Fakultas
Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Kristen Satya Wacana di Sekolah
Dasar Negeri Mangunsari 01 Salatiga.
PPL merupakan kegiatan yang wajib
dilaksanakan oleh mahasiswa FKIP S1 PGSD, melalui PPL penulis dapat memperoleh
pengalaman, dan keterampilan dalam melaksanakan pendidikan dan pengajaran di
sekolah sehingga kelak dapat menjadi guru yang profesional. Laporan PPL
ini ditulis berdasarkan pelaksanaan PPL yang diselenggarakan mulai dari
tanggal
10 September 2012 sampai dengan
tanggal 1 Desember 2012 di SD N
Mangunsari 01 Salatiga.
Dalam penulisan laporan ini, penulis menyadari
bahwa banyak kekurangan yang dimiliki, sehingga bimbingan, serta dorongan
dari berbagai pihak baik secara moral , spiritual maupun material sangatlah
membantu penulis dalam menyelesaikan makalah ini dengan baik. Untuk itu penulis
menyampaikan terima kasih kepada :
1.
Prof.Pdt.John A.Titaley,
Th.D, selaku Rektor
Universitas Kristen Satya Wacana (UKSW), yang telah memberi kesempatan penulis untuk menuntut ilmu di
UKSW khususnya di FKIP PGSD.
2. Dr. Bambang
Suteng Sulasmo, M.Si selaku Dekan FKIP – UKSW
3. Heri Sanyoto. M.Pd. selaku Kaprogdi S1 PGSD
FKIP UKSW, yang telah memperlancar program S1 PGSD FKIP UKSW.
4. Bapak wahyudi S.Pd, M.Pd selaku Dosen
Pembimbing
5. Para Dosen S1
PGSD FKIP UKSW yang tidak dapat disebut satu persatu, yang telah banyak
memberikan dorongan, bimbingan dan membekali saya dengan ilmu pengetahuan
sehingga terselesaikannya laporan PPL ini.
6. Bapak P.Muslikan,M.Pd.
selaku kepala sekolah SDN Mangunsari 01 Salatiga yang telah membantu saya dalam memfasilitasi
terselenggarakannya kegiatan PPL serta memberikan motivasi dan dorongan
selama PPL berlangsung.
7. Ibu Siti Ambarukmi,S.Pd.SD selaku guru
pamong yang telah banyak membantu, membimbing dan memotivasi serta mengarahkan
saya sehingga kegiatan PPL ini dapat terselesaikan.
8. Bapak dan Ibu guru SDN Mangunsari 01 Salatiga yang
telah membimbing dan memberikan masukan baik
kritik maupun saran yang membangun selama pelaksanaan PPL.
9. Siswa-siswi SDN
Mangunsari 01 Salatiga yang
selalu menemani serta membantu saya dalam pelaksanaan PPL.
10. Kedua orang tua yang selama ini telah memberi
motivasi baik secara material maupun spiritual.
11. Teman-teman PPL di SDN Mangunsari 01 atas dorongan
dan persahabatan yang terjalin manis, sehingga saya dapat melaksanakan dan
menyelesaikan PPL dengan baik.
12.
Teman-teman kos yang selalu memberikan semangat dan bantuan.
Salatiga, 5 Desember 2012
Penulis
1.1. Latar Belakang
1.2. Tujuan PPL
1.3. Motivasi PPL
2.1. Pengertian
2.2. Tujuan Observasi
2.3. Sasaran Observasi
2.4. Hambatan
3.1.1 Pengertian
3.1.4 Hambatan Dalam Pelaksanaan Praktek Mengajar Terbimbing……….11
3.1..5 Cara
Mengatasi…………………………………………………….….12
3.2.1 Pengertian
3.4. Cara Mengatasi
4.1. Praktek Non Mengajar
4.3. Cara Mengatasi
6.1. Kesimpulan
6.2. Saran
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Pengertian
Program Pengalaman Lapangan ( PPL )
PPL merupakan kegiatan intrakurikuler yang wajib
dilaksanakan oleh mahasiswa calon guru sebagai muara dari seluruh program
pendidikan di Lembaga Pendidikan Tenaga Kependidikan (LPTK). PPL adalah suatu
program yang merupakan ajang pelatihan untuk menerapkan berbagai pengetahuan,
sikap, dan keterampilan dalam rangka pembentukan calon guru dan tenaga
kependidikan yang professional. Sebagai seorang guru nantinya wajib memiliki
kompetensi yang dibutuhkan dalam menjalankan tugasnya. Menurut Peraturan
Pemerintah No 74 Tahun 2008, kompetensi yang dimaksud mencakup kompetensi
pedagogik, kompetensi kepribadian, kompetensi sosial dan kompetensi profesional.
Program Pengalaman Lapangan (PPL)
merupakan salah satu mata kuliah kulminatif pada program S1-PGSD yang membekali mahasiswa dalam menyusun
Rencana Pelaksanaan Pembelajaran (RPP), melakukan praktek pembelajaran yang sesuai
dengan RPP, keterampilan mengobservasi pembelajaran dan melakukan refleksi
serta menyusun laporannya.
Program Pengalaman
Lapangan (PPL) juga dapat diartikan sebagai bentuk kegiatan pembelajaran yang
dilaksanakan disekolah dengan bimbingan oleh dosen/guru pamong yang ditugaskan
sesuai dengan yang disyaratkan dalam kurikulum.
Dalam rangka pelaksanaan kurikulum di setiap Satuan
Pendidikan dikehendaki agar proses pembelajaran dilakukan dan diselengarakan
dengan memenuhi prinsip- prinsip tertentu. Dari peraturan pemerintah RI No.
19 Tahun 2005 ditegaskan
bahwa proses pembelajaran pada satuan secara interaktif, inspiratif,
menyenangkan, menantang, memotivasi peserta didik untuk berpartisipasi aktif,
serta memberikan rangsangan yang cukup. Bagi prakarsa kreatifitas dan
kemandirian sesuai bakat, minat dan perkembangan fisik serta psikologis peserta
didik.
Kegiatan PPL
ini akan membawa mahasiswa praktikan untuk menghayati pengalaman belajar yang langsung berkaitan dengan
pembentukan kompetensi profesional secara utuh sebagai seorang guru Sekolah
Dasar ( SD ). Kompetensi profesional secara utuh terdiri dari 2 aspek
kompetensi ( kompetensi akademik dan kompetensi profesional
) yang terintegrasi, sehingga pembentukannya tidak dapat dipisahkan. Kompetensi
akademik seorang guru SD yang hendak diwujudkan melalui PPL ini terdiri atas kemampuan:
1.
Mengenal
secara mendalam peserta didik SD yang hendak dilayani
2.
Menguasai
bidang ilmu sumber bahan ajar lima mata pelajaran di SD
3.
Menyelenggarakan
pembelajaran yang mendidik
4.
Mengembangkan
kemampuan profesional
secara berkelanjutan.
Kompetensi profesional guru SD akan terbentuk melalui
penerapan kompetensi akademik tersebut dalam konteks otentik di SD melalui kegiatan PPL yang dilakukan secara sistematis dan intensif.
PPL dilaksanakan dalam beberapa tahap kegiatan dengan dasar
pemikiran bahwa kemampuan mengajar itu bersifat kompleks, sehingga tidak
mungkin untuk di pelajari dan di kuasai dalam satu kegiatan saja. Adapun
tahap-tahap PPL
meliputi :
1.
Tahap
Orientasi
2.
Tahap Observasi
3.
Tahap Pelaksanaan
4.
Tahap Pelaporan
Pada tahap pengenalan lapangan, mahasiswa praktikan di harapkan dapat mengenal secara langsung kehidupan
nyata di sekolah (guru, murid, KBM, jadwal, sarana dan prasarana, lingkungan
sekolah, peraturan sekolah, dsb) untuk mengidentifikasi masalah-masalah di
sekolah, kemudian menganalisa materi pembelajaran serta menyusun Rencana
Pelaksanaan Pembelajaran yang mendidik. Selanjutnya menyusun perangkat rencana pembelajaran dan mengembangkan
materi serta media pembelajaran.
Pelaksanaan
kegiatan PPL ini,
meliputi lima mata pelajaran yaitu PKn, Matematika, Bahasa Indonesia,
IPA, dan IPS. Diharapkan dengan
PPL ini, mahasiswa praktikan dapat mengembangkan kemampuan mengajar yang
inovatif.
1.2.
Tujuan
PPL
Pada dasarnya, tujuan dialaksanakannya program pengalaman lapangan
(PPL) terbagi
dalam 2 (dua) tujuan, yaitu:
1.2.1. Tujuan
Umum
Untuk
melatih mahasiswa agar memiliki kemampuan untuk menerapkan berbagai
pengetahuan, sikap, dan keterampilan yang dipelajari dalam situasi nyata, baik
untuk kegiatan mengajar maupun tugas-tugas non mengajar dalam rangka membentuk
calon guru dan tenaga kependidikan yang professional.
1.2.2.
Tujuan
Khusus
Secara
khusus, diselenggarakannya PPL ini bertujuan untuk melatih mahasiswa agar:
1.
Mengenal secara cermat lingkungan fisik,
administas, akademik, serta sosial sekolah tempat kerjanya kelak.
2.
Mampu menerapkan berbagai kemampuan
keguruan secara utuh dan terintegrasi dalam situasi nyata di bawah bimbingan
guru pamong dan dosen pembimbing.
3.
Mampu menciptakan dan membawakan
pembelajaran yang aktif, kreatif, serta menyenangkan bagi siswa.
4.
Mampu menarik pelajaran dari penghayatan
dan pengalamannya selama latihan melalui refleksi yang merupakan salah satu
cirri penting pekerjaan professional.
5.
Memiliki kemampuan mengelola program
belajar mengajar (program pembelajaran)
6.
Memiliki kemampuan mengelola kelas
7.
Memiliki kemampuan mengelola interaksi
belajar mengajar
8.
Memiliki kemampuan merancang dan
menggunakan media atau sumber belajar
9.
Memiliki kemampuan melakukan evaluasi
pembejaran
10. Mampu
melaksanakan pelayanan bimbingan
11. Mengenal
dan mampu menyelenggarakan administrasi sekolah
12. Mampu
melaksanakan kegiatan ekstrakulikuler sekolah
1.3. Motivasi Mengikuti PPL
Yang menjadi motivasi dalam mengikuti
kegiatan Program Pengalaman Lapangan (PPL) adalah untuk mengembangkan diri
menjadi guru yang professional. Oleh karena itu, bantuan dan bimbingan harus
didapatkan sedemikian rupa dari pihak sekolah sehingga mahasiswa calon guru
dapat memanfaatkannya untuk memperbaiki unjuk kerjanya.
Selain itu juga, ada beberapa hal yang
juga menjadi motivasi mahasiswa calon guru
untuk mengikuti kegiatan PPL yaitu :
1.
Untuk mengenal secara cermat lingkungan
fisik, administratif, serta akademik sosial sekolah yang menjadi tempat PPL,
sehingga tidak mengalami kesulitan bila
sudah terjun di tempat kerja kelak.
2.
Untuk menerapkan berbagai kemampuan
keguruan secara utuh dan terintegrasi sesuai dengan apa yang sudah didapatkan
dibangku kuliah dan pengalaman para pembimbing dalam situasi nyata di bawah
bimbingan para pembimbing di tempat PPL.
BAB II
LAPORAN PENGENALAN LAPANGAN
(OBSERVASI)
2.1
Pengertian
Observasi
Pengenalan
lapangan adalah serangkaian kegiatan yang diprogramkan dalam PPL, yaitu suatu
tahap kegiatan, untuk mengakrabkan calon guru dengan dunia sekolah melalui
observasi dan lingkungan penghayatan berbagai aspek kehidupan di sekolah.
2.2
Tujuan
Agar
calon guru :
1.
Mengenal keadaan fisik sekolah serta pengaruhnya terhadap interaksi
belajar mengajar.
2.
Mengenal karakteristik guru dan siswa
3.
Mengenal pelaksanaan tugas guru sebagai
pendidik dan sebagai pengajar
4.
Mengenal kurikulum sekolah
2.3 Sasaran Observasi
Hal-hal yang perlu diobservasi sebagai bahan yang perlu
dikenal terlebih dahulu sebelum penulis berlatih mengajar adalah :
1.
Lingkungan
fisik sekolah
Lingkungan
fisik sekolah secara keseluruhan sangat mendukung dalam kegiatan belajar
mengajar, sarana dan prasarana belajar yang ada di dalam tiap-tiap kelas cukup
mendukung meskipun belum begitu maksimal, halaman sekolah sangat luas, kondisi
gedung masih baik yang terdiri dari 6 ruang belajar yaitu kelas 1 sampai kelas
6, 1 ruang agama kristen, 1 mushola, 1 ruang koperasi, 1 ruang seba guna, 1
ruang kantor guru, 1 ruang kantor kepsek, 1 ruang perpustakaan, 1 ruang lab
computer, 1 ruang UKS dan lapangan olah raga, terdapat 2 buah kamar kecil untuk
guru dan 4 buah kamar mandi untuk siswa.
2.
Perlengkapan
ruang belajar
Perlengkapan
ruang belajar secara umum sudah baik,
kebersihan di lingkungan sekolah cukup bersih, papan tulis mencukupi dan
berkualitas dalam kegiatan belajar mengajar, kursi dan meja tersedia sebanyak
siswa yang ada di dalam tiap-tiap kelas. Keadaan dan letak posisi kelas
mendapat cukup sinar matahari , serta sirkulasi udara yang sejuk. .
3. Perpustakaan
Tersedia ruang
khusus perpustakaan. Terdapat beberapa koleksi buku, baik buku pelajaran, buku
cerita, buku Ensiklopedi, serta terdapat beberapa buku pelajaran yang sesuai
dengan kurikulum dan sebagainya. Selain
buku-buku,di perpustakaan juga sebagai tempat menyimpan alat peraga misalnya
globe,p eta, deka-dekaa matematika, KIT IPA, KIT, Matematika,kerangka manusia dan sebagainya.
4.
Perangkat
administrasi sekolah
Berisi tentang
tata tertib sekolah, struktur organisasi sekolah, kalender pendidikan, daftar
presensi guru pamong, buku induk, profil sekolah, visi dan misi sekolah dan
sebagainya.
5.
Perangkat
administrasi kelas
Di
dalam tiap-tiap kelas terdapat skema kepengurusan kelas, jadwal pelajaran,
absensi kelas, daftar piket, papan prestasi televisi,VCD player, LCD dan sebagainya.
6. Perangkat kurikulum
Kurikulum
yang berlaku mengacu pada KTSP semua bidang studi program dalam semesteran,
guru memiliki persiapan tertulis dan sebagainya.
7.
Personalia
Personalia di sekolahan SD N Mangunsari
01 Salatiga terdiri dari 1 kepala sekolah, 10 orang guru tetap, 4 orang guru
wiyata bhakti, 1 orang penjaga sekolah dan 1 pegawai serta staf tata usaha
lainnya
2.4
Hambatan
Saat Pengenalan Lapangan (Observsi)
Hambatan yang ditemui
praktikan selama kegiatan observasi adalah:
a. Praktikan
belum mengenal lingkungan sekolah.
b. Kesulitan
mengenal siswa, karena setiap siswa belum saling mengenal dengan guru PPL dan
sebaliknya.
c. Guru/praktikan
belum tahu tugas dan langkah serta apa yang akan diobservasi.
2.5
Cara Mengatasi
Adapun cara-cara untuk
mengatasi hambatan-hambatan tersebut adalah:
a. Ketika
waktu istirahat atau waktu luang mendekati Bapak/Ibu guru di mana saja dan
diajak bicara.
b. Ketika
istirahat ikut berbicara dengan siswa dan membantu merapikan barisan dipagi
hari.
c. Meminta
penjelasan dari Kepala Sekolah atau kepada bpk/ibu guru lainnya.
BAB III
LAPORAN PRAKTEK MENGAJAR TERBIMBING
DAN MANDIRI
3.1 Praktek Mengajar Terbimbing
3.1.1.
Pengertian
Praktek
atau Latihan Mengajar Terbimbing merupakan suatu tahapan di mana mahasiswa
calon guru berlatih menerapkan keterampilan mengajar secara terintegrasi dan
utuh dalam situasi mengajar yang sebenarnya di bawah bimbingan intensif dosen
dan guru pamong. Dengan demikian latihan terbimbing melibatkan 3 komponen utama
yaitu, komponen mahasiswa calon guru, komponen latihan dan bimbingan. kegiatan
latihan terbimbing yang pada prakteknya dibimbing oleh guru pamong yang
bertugas membimbing praktikan sebelum melaksanakan tugas mengajar di kelas.
3.1.2 Pelaksanaan Praktek Mengajar Terbimbing
Pelaksanaan
kegiatan mengajar terbimbing dimulai tanggal 17 September 2012 s/d 20 Oktober
2012 sesuai jadwal yang telah ditentukan berkisar antara jam 07.00-12.00. Adapun kelas yang digunakan
untuk praktek yaitu kelas I-VI.
v
Mata pelajaran yang diajarkan yaitu:
1) Ilmu
Pengetahuan Alam
2) PKn
3) Matematika
4) Bahasa
Indonesia
5) Ilmu
Pengetahuan Sosial
Namun ada beberapa mata pelajaran yang tidak diampu seperti agama, bahasa
Inggris, penjaskes, Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) dan computer. Jurnal
harian mengajar terbimbing dapat secara langsung dilihat pada lampiran.
3.1.3 Langkah-Langkah Pelaksanaan Praktek
Mengajar Terbimbing
Adapun
langkah-langkah pelaksanaan praktek mengajar terbimbing antara lain:
1. Meminta
tugas mengajar (mata pelajaran) kepada guru kelas/pembimbing.
2. Mencari
sumber yang digunakan (buku pegangan wajib dan tambahan).
3. Membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
4. Konsultasi
rencana pelaksanaan pembelajaran dengan guru pamong.
5. Menyalin
RPP konsultsi ke dalam buku harian RPP rencana pelaksanaan pembelajaran.
6. Merancang
atau membuat alat peraga yang akan digunakan.
7. Mengajar
sesuai jam pelajaran sesuai yang telah ditentukan.
8. Evaluasi
mengajar (refleksi).
9. Koreksi
tes evaluasi.
3.1.4. Hambatan dalam Praktek Mengajar Terbimbing
1. Kurang
menguasai dalam penyusunan indicator dan tujuan pembelajaran
2. Pada
saat mengajar/praktek di kelas ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan
pelajaran karena menganggap praktikan sebagai guru PPL saja sehingga mereka
mengganggap tidak akan mempengaruhi nilai.
3. Kesulitan
dalam mendapatkan buku tambahan atau buku panduan yang lain.
4. Kesulitan
dalam merancang, membuat dan mencari alat peraga yang sesuai dalam pembelajarn
yang hendak diajarkan.
5. Kurangnya
penguasaan materi pelajaran.
6. Kurangnya
kepercayaan diri dan persiapan sebelum melakukan tugas mengajar.
3.1.5. Cara Mengatasi
Untuk mengatasi semua hambatan-hambatan di atas maka
upaya yang dilakukan oleh praktikan adalah:
1. Konsultasi
dengan guru tentang tujuan pembelajaran.
2. Meningkatan
penguasaan kelas dan melakukan evaluasi terhadap pengajaran yang dilakukan.
3. Meminjam
buku di perpustkaan SD yang relevan dengan materi yang hendak diajarkan.
4. Sebelum
praktek mengajar, terlebih dahulu konsultasi dengan guru pamong mengenai alat peraga
yang sesuai dengan materi yang akan disajikan dan sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
5. Meningkatkan
penguasaan materi dengan belajar terlebih dahulu sebelum melakukan pembelajaran
di kelas.
3.2. Praktek Mengajar Tanpa Bimbingan / Praktek Mengajar
Mandiri
3.2.1. Pengertian
Latihan mengajar mandiri merupakan tahapan paling
penting dari program pengalaman lapangan (PPL). Tahap ini menuntut mahasiswa
calon guru untuk menerapkan keterampilan mengajar yang terintergrasi dan utuh
dalam situasi sebenarnya dengan bimbingan yang sangat minimal atau bahkan tanpa
bimbingan.
Mahasiswa calon guru yang layak melakukan latihan
mengajar secara mandiri adalah mahasiswa yang telah mampu:
1. Menerapkan
keterampilan mengajar yang terintergrasi dan utuh.
2. Melaksanakan
tugas administrasi kelas dan sekolah.
3. Memberikan
bimbingan kepada siswa yang mengalami kesulitan belajar.
4. Merencanakan
dan melaksanakan program ekstrakurikuler.
3.2.2. Pelaksanaan
Pelaksanaan
latihan mengajar mandiri dilaksanakan pada tanggal 22 November 2012 s/d 24
Desember 2012 yang dilaksanakan antara
pukul 07.00-12.00. Adapun kelas yang digunakan untuk praktek yaitu kelas
I-VI.
v
Mata pelajaran yang diajarkan yaitu:
1. Ilmu
Pengetahuan Alam
2. PKn
3. Matematika
4. Bahasa
Indonesia
5. Ilmu
Pengetahuan Sosial
Namun ada beberapa mata pelajaran yang tidak diampu seperti agama, bahasa
Inggris, penjaskes, Seni Budaya dan Keterampilan (SBK) dan computer. Jurnal
harian mengajar mandiri dapat secara langsung dilihat pada lampiran.
3.2.3. Langkah-Langkah Pelaksanaan Pembelajaran
Mandiri
Adapun langkah-langkah pelaksanaan
pembelajaran terbimbing antara lain:
1. Meminta
tugas mengajar (mata pelajaran) kepada guru kelas/pembimbing.
2. Mencari
sumber yang digunakan (buku pegangan wajib dan tambahan).
3. Membuat
rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP).
4. Konsultasi
rencana pelaksanaan pembelajaran dengan guru pamong.
5. Menyalin
rencana konsul ke dalam buku harian RPP rencana pelaksanaan pembelajaran
6. Merancang
atau membuat alat peraga yang akan digunakan.
7. Mengajar
sesuai jam pelajaran sesuai yang telah ditentukan.
8. Evaluasi
mengajar (refleksi).
9. Koreksi
tes evaluasi.
3.2.4. Hambatan dalam Praktek Mengajar Mandiri
Adapun hambatan
yang ditemui praktikan dalam pelaksanaan praktek mengajar terbimbing adalah:
a. Kurang
menguasai dalam penyusunan indicator dan tujuan pembelajaran
b. Pada
saat mengajar/praktek di kelas ada beberapa siswa yang kurang memperhatikan
pelajaran karena menganggap praktikan sebagai guru PPL saja sehingga mereka
mengganggap tidak akan mempengaruhi nilai.
c. Kesulitan
dalam mendapatkan buku tambahan atau buku panduan yang lain.
d. Kesulitan
dalam merancang, membuat dan mencari alat peraga yang sesuai dalam pembelajarn
yang hendak diajarkan.
e. Kurangnya
penguasaan materi pelajaran.
f. Kurangnya
kepercayaan diri dan persiapan sebelum melakukan tugas mengajar.
3.2.5. Cara Mengatasi
Untuk mengatasi
semua hambatan-hambatan di atas maka upaya yang dilakukan oleh praktikan
adalah:
a. Konsultasi
dengan guru tentang tujuan pembelajaran.
b. Meningkatan
penguasaan kelas dan melakukan evaluasi terhadap pengajaran yang dilakukan.
c. Meminjam
buku di perpustkaan SD yang relevan dengan materi yang hendak diajarkan.
d. Sebelum
praktek mengajar, terlebih dahulu konsultasi dengan guru pamong mengenai alat
peraga yang sesuai dengan materi yang akan disajikan dan sesuai dengan tingkat
perkembangan anak.
e. Meningkatkan
penguasaan materi dengan belajar terlebih dahulu sebelum melakukan pembelajaran
di kelas.
BAB IV
LAPORAN NON MENGAJAR
4.1.
Praktek
Non Mengajar
Selain
praktek mengajar praktikan juga mendapat
latihan praktek non mengajar. Latihan
non mengajar adalah latihan yang dilakukan oleh seorang praktikan di luar jam
pelajaran. Latihan ini dapat dilakukan baik di sekolah maupun di luar sekolah.
v Macam-Macam Praktek Non Mengajar
Adapun Praktek atau
Latihan Non mengajar yang dilakukan praktikan saat PPL di SD N Mangunsari 1
Salatiga adalah sebagai berikut:
1.
Kegiatan
Ekstrakurikuler
a.
Pengertian
Kegiatan
Ekstrakurikuler merupakan kegiatan yang dilakukan di luar kegiatan kurikuler
dan dilaksankan di luar jam pelajaran sekolah.
b. Jenis Kegiatan Eskstrakurikuler
Jenis
kegiatan ekstrakurikuler yang dilakukan oleh praktikan adalah kegiatan
kepramukaan. Mengingat situasi dan kondisi selama pelaksaan PPL yang selalu
padat di mana setelah selesai PPL di sekolahan praktikan harus kuliah, oleh
sebab itulah praktikan hanya melatih kegiatan kepramukaan dan olah raga saja
serta tambahan kegiatan jeda semester.
c.
Pelaksanaan
Latihan ekstrakurikuler
dilaksanakan setiap hari jum’at, seminggu sekali setelah pulang dari sekolah.
Pelaksanaan latihan ekstrakurikuler, praktikan didampingi oleh guru.
1. Pramuka
Tempat : Halaman SD
N Mangunsari 01
Hari : Sabtu
Waktu : 10.00
– 11.00
Peserta : Siswa kelas
IV sampai kelas VI
Pembina : Suryati,
S.Pd dan semua Praktikan
2. Tari
kalimantan
Tempat : Halaman SDN Mangunsari
01
Hari : Sabtu
Waktu : 10.00-12.00
Peserta : Siswa kelas IV
sampai kelas V
Pembina : Guru kelas
IV-V,semua Praktikan PPL.
3.
Rebana
Tempat : PerpustakaanSDN Mangunsari
01
Hari : Selasa
Waktu : 10.00-12.00
Peserta : Siswa kelas
II sampai kelas VI
Pembina : Guru kelas
II ,semua Praktikan PPL.
2.
Jeda Semester
Kegiatan jeda
semester ini dilaksanakan selama 4 hari berlangsung dari tanggal 8 Oktober s/d 11
Oktober 2012. Adapun jadwal pada kegiatan jeda semester ini akan disajikan pada lampiran.
3.
Administrasi sekolah
Kegiatan
administrasi sekolah yang dilakukan adalah mengisi bank data siswa, jadwal
pelajaran, mengoreksi pekerjaan siswa, menempel nama pada buku tugas siswa kela
II dan sebagainya.
4. Kegiatan drumband
Kegiatan lomba drumband pada tanggal 23 september 2012
diikuti dari tiap masing-masing sekolah SD,SMP DAN SMA Kota Salatiga yang
dilaksanakan pada
Hari : Minggu
Tanggal :
23-09-2012
Tempat : Tridanggo,Pancasila
Waktu : 08.30 -15.00
4.2. Hambatan dalam Praktek Non Mengajar
Adapun hambatan yang ditemui praktikan dalam
pelaksanaan praktek non mengajar adalah:
a. Mengoreksi
hasil evaluasi siswa yang sulit dibaca.khusunya kelas I dan kelas II.
b. Dalam
kegiatan pramuka siswa belum paham dan mengerti dan paham tentang materi yang
disampaikan dalam kepramukaan.
c. Melaksanakan
kegiatan jeda semester mahasiswa kesulitan membuat anggaran dan jadwal kegiatan
yang sesuai.
d. Pelaksanaan
kegiatan ekstrakurikuler kurang maksimal karena waktu yang diberikan sangat
singkat.
4.3. Cara Mengatasi
Untuk mengatasi semua hambatan-hambatan di atas maka
upaya yang dilakukan oleh praktikan adalah:
a. Meminta
bantuan kepada guru kelas yang bersangkutan.
b. Konsultasi
terhadap kepada sekolah dan guru-guru.
c. Bekerja
sama dengan bpk/ibu guru.
BAB V
PENUTUP
5.1. Kesimpulan
Pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan
(PPL) yang telah dilakukan di SD N Mangunsari 01 Salatiga telah memberikan
manfaat yang besar bagi praktikan. Yang dulunya tidak bisa apa-apa setelah
melakukan praktek PPL, Praktikan bisa
belajar menghadapi anak didik. Melalui praktek PPL yang sudah berlangsung ± 3
bulan telah memberikan pembekalan untuk para mahasiswa calon guru dalam
meningkatkan kemampuan mengajar dan manajemen serta mampu menghadapi situasi
siswa secara nyata.
Berdasarkan pengalaman yang telah dialami,
kini praktikan merasa lebih dewasa dalam menghadapi siswa/siswi, meskipun waktu
selama ± 3 bulan ini masih sangat kurang untuk membekali praktikan menjadi
calon guru yang baik. Semoga apa yang telah didapatkan selama PPL dapat
bermanfaat bagi praktikan serta ilmu yang telah didapatkan diterapkan di tempat
kerja kelak.
5.2.
Saran
Dalam
pelaksanaan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di sekolah, ada beberapa hal yang
menjadi pertimbangan dalam pelaksanaan PPL kedepannya, sehingga pelaksanaan PPL
benar-benar dapat mencetakkan seorang calon guru yang memiliki kompetensi dalam
mengajar dan non mengajar agar dapat menjadi tenaga guru yang profesional.
Sebelumnya dengan hal tersebut kami dapat memberikan saran kepada pihak-pihak
berikut :
1.
Mahasiswa
Praktikan
Karena bekal yang
didapatkan masing kurang, maka seorang mahasiswa PPL/praktikan harus terus
belajar dan berlatih untuk mengembangkan kemampuannya terutama kompetensi yang harus dimiliki bagi calon
guru kelak, seperti kompetensi paedagogis, professional, kepribadian dan
sosial. Praktikan juga dapat berusaha
untuk beradaptasi dengan lingkungan sekitar, terutama lagi praktikan berasal
dari etis yang berbeda.
2.
Guru
Pamong
Guru pamong bisa lebih
meningkatkan motivasi ,bimbingan dan
arahan kepada praktikan agar mahasiswa praktikan dapat berkembang dalam
kemampuan mengajar dan mendidik siswa.
3.
Sekolah
Lingkungan
sekolah yang nyaman akan sangat mendukung proses pelaksanaan Program Pengalaman
Lapangan (PPL), apakah dari aspek siswa, bapak/ibu guru maupun mahasiswa PPL itu sendiri. Komunikasi dan kerjasama
yang baik antara semua pihak akan dapat membuat proses pelaksanaan PPL sesuai
dengan harapan dari kedua lembaga yang
bersangkutan.
4.
Siswa
Menciptakan suasana
yang tenang (tidak ribut) namun aktif saat belajar, serta mau memperhatikan
guru saat proses belajar berlangsung.
5.
Dosen
Pembimbing
Dosen Pembimbing bisa
lebih meningkatkan frekuensi kunjungannya untuk memberikan bimbingan dan arahan
kepada mahasiswa praktikan serta untuk melihat perkembangan yang terjadi.
Memberikan motivasi dan semangat agar mahasiswa merasa di perhatikan dan diberi
dukungan.
6. Program Studi S1 PGSD
Dapat memberikan pembekalan kepada
mahasiswa calon guru lebih baik lagi,memberikan layanan bagi mahasiswa yang
membutuhkan bimbingan. Sebaiknya jika mengadakan pelaksanaan PPL tidak
bersamaan dengan waktu kuliah karena akan sangat sulit bagi mahasiswa praktikan
untuk membagi waktu.
bagus sitematikanya
BalasHapus